Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok secara resmi mengumumkan bahwa Indonesia kini termasuk dalam daftar negara yang dapat menikmati fasilitas transit bebas visa selama 240 jam, atau setara dengan 10 hari. Kebijakan ini menjadi langkah strategis baru dalam hubungan bilateral antara China dan Indonesia. khususnya dalam mendorong pertukaran antar masyarakat serta memperluas kerja sama di bidang pariwisata, perdagangan, dan mobilitas global.
Apa Itu Program Transit Bebas Visa 10 Hari?
Program ini memungkinkan warga negara Indonesia untuk masuk ke wilayah tertentu di China tanpa visa. Asalkan mereka dalam perjalanan transit menuju negara ketiga. Pelancong dapat tinggal hingga 240 jam (10 hari) tanpa harus mengajukan visa di muka. Kebijakan ini berlaku di berbagai bandara internasional dan pelabuhan laut yang telah ditunjuk pemerintah China. Termasuk kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou, Chengdu, dan beberapa lainnya.
Transit bebas visa ini memungkinkan turis untuk keluar dari area bandara dan menjelajahi kota selama masa tunggu penerbangan lanjutan. Kebijakan ini sebelumnya telah diterapkan untuk lebih dari 50 negara. Kini diperluas dengan menambahkan Indonesia sebagai salah satu mitra strategis di Asia Tenggara.
Alasan Strategis di Balik Kebijakan Ini
Penambahan Indonesia ke dalam skema ini tidak terjadi secara kebetulan. China secara konsisten memperluas kebijakan visanya dalam beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari strategi pemulihan pascapandemi dan peningkatan konektivitas global. Indonesia dinilai sebagai mitra regional yang penting. Terutama karena statusnya sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan anggota utama ASEAN.
Dengan menjadikan Indonesia bagian dari skema ini. China berharap dapat memperkuat koneksi antar masyarakat, mendorong pariwisata lintas negara, serta membuka peluang perdagangan dan investasi baru. Kebijakan ini juga merupakan simbol meningkatnya kepercayaan antara kedua negara dalam pengelolaan lalu lintas manusia secara internasional.
Also Read: Incar Beasiswa Luar Negeri 2025? Simak Tips dan Trik Jitu Ini!
Sambutan Positif dari Masyarakat dan Pelaku Industri
Kebijakan ini disambut baik oleh pelaku industri pariwisata di Indonesia. Banyak agen perjalanan mulai merancang ulang paket wisata dengan menambahkan opsi transit liburan di China sebelum melanjutkan ke Eropa, Timur Tengah, atau Amerika Serikat.
Misalnya, turis ndonesia yang melakukan perjalanan ke Turki atau Belanda melalui China kini bisa memanfaatkan waktu transit untuk menjelajahi budaya, kuliner, dan atraksi kota-kota China tanpa biaya tambahan visa.
Selain itu, mahasiswa, pengusaha, dan profesional muda juga merespons positif kebijakan ini. Karena memberi mereka kesempatan untuk mengenal China lebih dekat secara langsung bahkan jika hanya dalam waktu singkat.
Potensi untuk Mendorong Diplomasi Budaya dan Ekonomi
Program ini tak hanya berdampak pada pariwisata, tetapi juga membawa implikasi lebih luas dalam diplomasi budaya dan ekonomi. China dan Indonesia telah memiliki berbagai kerja sama strategis dalam infrastruktur, perdagangan, pendidikan, dan teknologi. Kemudahan mobilitas ini diyakini akan memperkuat hubungan tersebut melalui interaksi yang lebih intensif antara warga kedua negara.
Dari sisi budaya, ini adalah peluang besar untuk memperkenalkan keragaman budaya China kepada warga Indonesia dan sebaliknya. Interaksi ini diharapkan dapat menciptakan pemahaman lintas budaya yang lebih kuat di masa depan.
Ketentuan dan Batasan yang Perlu Diketahui
Meskipun memberi kemudahan, program ini tetap memiliki sejumlah aturan ketat. Berikut beberapa ketentuan penting:
- Warga Indonesia hanya dapat memanfaatkan fasilitas ini jika mereka benar-benar dalam status transit ke negara ketiga (bukan untuk menginap di China sebagai tujuan akhir).
- Mereka harus menunjukkan tiket penerbangan lanjutan dan dokumen perjalanan yang sah saat tiba di imigrasi.
- Kegiatan seperti bekerja, belajar formal, atau meliput jurnalistik tidak diizinkan selama masa transit bebas visa.
- Transit hanya diperbolehkan di wilayah-wilayah yang ditetapkan, dan pelancong tidak boleh berpindah ke provinsi atau kota di luar area transit.
Diharapkan Jadi Awal Menuju Bebas Visa Timbal Balik?
Di tengah antusiasme ini muncul harapan agar kebijakan ini bisa menjadi awal menuju bebas visa. Timbal balik penuh antara Indonesia dan China di masa mendatang. Hal ini akan sangat menguntungkan masyarakat diaspora, pelaku bisnis kecil, dan pelajar yang sering berpindah negara.
Beberapa negara Asia Tenggara, seperti Thailand dan Singapura, telah menjalin kerja sama bebas visa penuh dengan China. Jika Indonesia menyusul, akan terjadi peningkatan signifikan dalam hubungan antarwarga dan potensi ekonomi bilateral.
Also Read: Budaya Sopan Santun di Korea Selatan: Apa yang Perlu Kamu Tahu?
Data Mobilitas WNA ke China Semakin Meningkat
Sejak China mulai melonggarkan kebijakan visa pascapandemi, jumlah wisatawan asing yang masuk terus mengalami kenaikan. Menurut data otoritas imigrasi China, sepanjang 2024 saja terdapat lebih dari 64 juta kunjungan lintas batas, dengan lebih dari 20 juta di antaranya memanfaatkan berbagai skema bebas visa.
Khusus pada musim liburan seperti Festival Perahu Naga. China mencatat lonjakan besar dalam jumlah wisatawan mancanegara banyak di antaranya dari negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia.
Kebijakan baru China yang membuka akses transit bebas visa bagi warga negara Indonesia selama 10 hari menjadi langkah penting dalam era mobilitas global yang semakin terbuka. Selain menjadi solusi praktis bagi pelancong, keputusan ini mencerminkan semangat saling percaya dan kolaborasi antara dua negara besar di Asia.
Dengan segala peluang yang terbuka, kini saatnya masyarakat Indonesia melihat China bukan hanya sebagai tempat transit. Tetapi juga sebagai destinasi singgah yang kaya budaya, sejarah, dan peluang.